Image and video hosting by TinyPic

Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

A. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Penambahan atau pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi :
Kematian (Mortalitas)
Kelahiran (Fertilitas)
Migrasi
Didalam pengukuran demografi ketiga faktor diukur dengan tingkat atu rate.
Tingkat atau rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan.
1. Kematian
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
* Umur
* Jenis kelamin
* Pekerjaan

2. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
* Sulit memperoleh angka statistiklahir hidup, karena banyaknya bayi yang meninggal beberapa saat setelah dilahirkan
* Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali)
* Makin tua umur wanita tidaklah berarti bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun
* Fertilitas hanya melibatkan satu orang saja, tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melaukan.

Ada dua istilah asing yang diterjemahkan sebagai kesuburan :
a. Facundity (Kesuburan)
b. Fertility (Fertilitas)

MIGRASI
Aspek dinamis kehidupan berkelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Migrasi dan mobilitas mempunyai arti yang sama yang mencakup perpindahan teritorial.

AKIBAT MIGRASI
a. Urbanisasi (Migrasi dari desa ke kota)
b. Migrasi Interegional
c. Migrasi antar negara

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah, cepat atau lambat dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk yang terbagi dalam tiga jenis :
a. Piramida Penduduk Muda
b. Piramida Stationer
c. Piramida Penduduk Tua

RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY OF RATIO)
Angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.                                                

B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
a. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan pendapat para ahli prehistoris, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam 2 bagian :
* Zaman batu tua (Paleolithikum)
* Zaman batu muda (Neolithikum)

b. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
1. Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke 3 dan ke 4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya pulau Jawa. Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwes dan mantap tetapi Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, walaupun demikian kedua agama ini berkembang berdampingan secara damai.

2. Kebudayaan Islam
Pada abad ke 15 dan ke 16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk Indonesia.

3. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak laindari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan tetapi kita harus belajar bagaimana menyesuaikan kebudayaan baru dengan kebudayaan yang lama. Bagi Indonesia sekarang, sanggupkah menemukan jalan yang tepat guna menumbuhkan kebudayaan yang sehat ?

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Opini umum menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari sisi sikap kepribadian bangsa yang bersangkutan itu sendiri. Jawabnya, jika kita melihat sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal serasi dan selaras dengan kodrat alam dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar