Image and video hosting by TinyPic

Mengelola Konflik dalam Organisasi

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development,

Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.
Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
3. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
4. Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.
5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development, silakan KLIK DISINI ).

Akibat-akibat Konflik

Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik:

• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

sumber : http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-efektif/

Program Update dan Sorting Pascal

Program Mahasiswa;
uses crt;
label 1;
type
DMHS = record
Nama : String;
NPM : String;
Kelas :string;
end;
var
List : array [1..10] of DMHS;
Kelas : array [1..10] of string[5];
NPM : array [1..10] of string[8];
Nama : array [1..10] of string[20];
i,h,j,n,pil,m,s,q : integer;
NPM1,z : String;
temp : DMHS;
procedure insert;
begin
clrscr;
write('INGIN INPUT BERAPA DATA : ');
readln(s);
for q:=1 to s do
begin
inc(i);
inc(n);
clrscr;
gotoxy(30,4); write('Data Mahasiswa ke- ',q:2);
gotoxy(10,7); write('NPM Mahasiswa : '); readln(LIST[q].NPM);
gotoxy(10,8); write('Nama Mahasiswa : '); readln(LIST[q].Nama);
gotoxy(10,9); write('Kelas Mahasiswa : '); readln(LIST[q].KELAS);
end;
end;
procedure cari(z : String);
var
k : integer;
ketemu : boolean;
begin
k := 1;
ketemu := false;
while (not ketemu) and (k <= n) do
if List[k].NPM = z then
ketemu := true
else
k := k + 1;
if ketemu then
begin
gotoxy(21,15); write('Mahasiswa Dengan NPM ',z,' : Ditemukan');
gotoxy(18,17); writeln('|===========|====================|=========|');
gotoxy(18,18); writeln('| NPM               | NAMA                                |  KELAS      |');
gotoxy(18,19); writeln('|____________|_______________________|__________|');
gotoxy(18,20); writeln('|                        |                                              |                    |');
gotoxy(18,21); writeln('|                        |                                              |                    |');
gotoxy(20,21); writeln(List[k].NPM);
gotoxy(33,21); writeln(List[k].Nama);
gotoxy(55,21); writeln(List[k].KELAS);
gotoxy(18,22); writeln('|___________|____________________|_________|');
end
else
begin
gotoxy(20,15); write('Mahasiswa Dengan NPM ',z,' : Tidak Ditemukan');
end;
end;
procedure update(p : String);
var
x, y, z : String;
q, o : integer;
ketemu : boolean;
begin
q := 1;
if (NPM1 = '0') or (NPM1 = '') then
begin
gotoxy(15,20); write('Masukkan NPM yang Benar');
end
else
begin
ketemu := false;
while (not ketemu) and (q <= n) do
if List[q].NPM = p then
ketemu := true
else
q := q + 1;
if ketemu then
begin
gotoxy(5,21); write('Data Yang Akan di Update : ');
gotoxy(5,20); write('1. NPM 2. Nama 3. KELAS');
gotoxy(33,21); readln(pil);
case pil of
1 : begin
gotoxy(5,23); write('Masukkan NPM yang Baru : ');
readln(x);
List[q].NPM := x;
end;
2 : begin
gotoxy(5,23); write('Masukkan Nama yang Baru : ');
readln(y);
List[q].Nama := y;
end;
3 : begin
gotoxy(5,23); write('Masukkan KELAS yang Baru : ');
readln(z);
List[q].KELAS := z;
end;
end;
end
else
begin
gotoxy(5,22); write('NPM ',p,' Tidak Terdapat Dalam Daftar');
end;
end;
end;
procedure cetak;
begin
if m = 2 then
begin
gotoxy(37,2); write('Tabel Nilai Mahasiswa Setelah Diurutkan');
end
else if m = 0 then
begin
gotoxy(47,2); write('Tabel Nilai Mahasiswa');
end;
gotoxy(35,4); writeln ('|===========|====================|=========|');
gotoxy(35,5); writeln ('| NPM               | NAMA                                | KELAS       |');
gotoxy(35,6); writeln ('|____________|_______________________|__________|');
gotoxy(35,7); writeln ('|                        |                                              |                    |');
gotoxy(35,8+n); writeln('|___________|______________________|____________|');
for j := 1 to n do
begin
gotoxy(35,7+j); writeln('| | | |');
gotoxy(37,7+j); writeln(List[j].NPM);
gotoxy(50,7+j); writeln(List[j].Nama);
gotoxy(72,7+j); writeln(List[j].KELAS);
end;
end;
begin
i := 0;
n := 0;
repeat
1 : clrscr;
m := 0;
clrscr;
gotoxy(3,2); writeln ('|===============|');
gotoxy(3,3); writeln ('| Menu                        |');
gotoxy(3,4); writeln ('|                                  |');
gotoxy(3,5); writeln ('|===============|');
gotoxy(3,6); writeln ('| 1. Insert                    |');
gotoxy(3,7); writeln ('| 2. Sorting                  |');
gotoxy(3,8); writeln ('| 3. Update                  |');
gotoxy(3,9); writeln ('| 4. Exit                       |');
gotoxy(3,10); writeln('|                                 |');
gotoxy(3,11); writeln('|                                 |');
gotoxy(3,12); writeln('|===============|');
gotoxy(3,13); writeln('| Pilihan :                  |');
gotoxy(3,14); writeln('|_______________|');
cetak;
gotoxy(16,13); readln (pil);
case pil of
1 : begin
m := 0;
insert;
end;
2 : begin
repeat
clrscr;
gotoxy(3,2); writeln ('|===============|');
gotoxy(3,3); writeln ('| Menu                        |');
gotoxy(3,4); writeln ('|                                  |');
gotoxy(3,5); writeln ('|===============|');
gotoxy(3,6); writeln ('| 1. NPM                    |');
gotoxy(3,7); writeln ('| 2. Nama                    |');
gotoxy(3,8); writeln ('| 3. KELAS                |');
gotoxy(3,9); writeln ('| 4. Menu                    |');
gotoxy(3,10); writeln('| 5. Exit                      |');
gotoxy(3,11); writeln('|                                 |');
gotoxy(3,12); writeln('|===============|');
gotoxy(3,17); writeln('| Pilihan:                     |');
gotoxy(3,14); writeln('|_______________|');
cetak;
gotoxy(16,13); readln(pil);
m := 2;
case pil of
1 : begin
for h := 1 to n-1 do
for j := 1 to n-1 do
if List[j].NPM > List[j+1].NPM then
begin
temp := List[j];
List[j] := List[j+1];
List[j+1] := temp;
end;
end;
2 : begin
for h := 1 to n-1 do
for j := 1 to n-1 do
if List[j].Nama > List[j+1].Nama then
begin
temp := List[j];
List[j] := List[j+1];
List[j+1] := temp;
end;
end;
3 : begin
for h := 1 to n-1 do
for j := 1 to n-1 do
if List[j].KELAS > List[j+1].KELAS then
begin
temp := List[j];
List[j] := List[j+1];
List[j+1] := temp;
end;
end;
4 : begin
goto 1;
end;
end;
cetak;
until
pil >= 5;
end;
3 : begin
gotoxy(5,18); write('NPM Mahasiswa Yang Akan di Update : ');
readln(NPM1);
update(NPM1);
end;
end;
until pil >= 4;
end.

Teori Organisasi


Ciri-ciri Organisasi Modern 
•Organisasi bertambah besar
•Pengolahan data semakin cepat
•Penggunaan staf lebih intensif
•Kecendrungan spesialisasi
•Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi

Unsur-unsur organisasi :
–Manusia(Man)
–Kerjasama
–Tujuan Bersama
–Peralatan (Equipment)
–Lingkungan
–Kekayaan alam
–Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi
Teori Organisasi
•Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
a. Teori Birokrasi
b. Teori Administrasi
c. Manajemen Ilmiah

•Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)
-> Menekenakan pentingnya aspek psikologis & sosial karyawan

•Teori Organisasi Modern

Dapat dijelaskan Teori Organisasi.
1. Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 19). Secara umum digambarkan oelh para teoritisi klasik sebagai sangat desentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas.

a. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reily dari Amerika.
Henry Fayol industrialis dari Perancis, pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah :
- Pembagian kerja (division of work)
- Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility)
- Disiplin (discipline)
- Kesatuan perintah (unity of command)
- Kesatuan pengarahan (unity of direction)
- Mendahulukan kepentingan umum daraipada pribadi
- Balas jasa (remuneration of personnel)
- Sentralisasi (centralization)
- Rantai scalar (scalar chain)
- Aturan (oreder)
- Keadilan (equity)
- Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
- Inisiatif (initiative)
- Semangat korps (spirit de corps)

MACAM ORGANISASI DARI SEGI TUJUAN DAN LUAS WILAYAHNYA
ORGANISASI NIAGA
Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macamnya yaitu :
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Komanditer (CV)
Firma (FA)
Koperasi
Join ventura
Holding Company

2. Organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan.
Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukannya :
Jalur Keagamaan
Jalur Profesi
Jalur Kepemudaan
Jalur Kemahasiswaan
Jalur Kepartaian & Kekaryaan
Organisasi Regional dan internasional.
Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Organisasi internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan
Rangkuman

•Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu orang-orang, kerjasama dan tujuan bersama-sama . Ketiga ketiga unsur tersebut saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan.

•Dari berbagai macam teori organisasi yang dikemukakan oleh para ahli, tiada satupun yang memiliki kebenaran mutlak.

Program Absensi

PROGRAM Tugas_table_n_sorting;
USES CRT;
CONST
garis='------------------------------------------------------';
VAR
kelas : ARRAY [1..100] OF STRING[5];
npm : ARRAY [1..100] OF STRING[8];
nama : ARRAY [1..100] OF STRING[15];
min, temp : STRING;
n,i,bar,kelompok,tempatnya_min : INTEGER;
BEGIN
CLRSCR;
{ pemasukan data dalam array }
WRITE('MAU ISI BERAPA DATA : ');
READLN(N);
FOR i:= 1 TO n DO
BEGIN
CLRSCR;
GOTOXY(30,4); WRITE('DATA KE- ',i:2);
GOTOXY(10,7); WRITE('NPM : '); READLN(NPM[i]);
GOTOXY(10,8); WRITE('NAMA : '); READLN(NAMA[i]);
GOTOXY(10,9); WRITE('KELAS : '); READLN(KELAS[i]);
END;

{ proses pengurutan}
FOR kelompok := 1 to n do
BEGIN
min := KELAS[kelompok];
FOR i := kelompok to n do
BEGIN
IF (KELAS[i] <= min) then
BEGIN
min := KELAS[i];
tempatnya_min := i;
END;
END;

temp := KELAS[kelompok];
KELAS[kelompok] := KELAS[tempatnya_min];
KELAS[tempatnya_min] := temp;

temp := NPM[kelompok];
NPM[kelompok] := NPM[tempatnya_min];
NPM[tempatnya_min] := temp;

temp := NAMA[kelompok];
NAMA[kelompok] := NAMA[tempatnya_min];
NAMA[tempatnya_min] := temp;
end;

{ proses data dalam array }
CLRSCR;
GOTOXY(5,4); WRITE(GARIS);
GOTOXY(5,5); WRITE('NO');
GOTOXY(9,5); WRITE('NPM');
GOTOXY(20,5); WRITE('NAMA');
GOTOXY(37,5); WRITE('KELAS');
GOTOXY(47,5); WRITE('PARAF');
GOTOXY(5,6); WRITE(GARIS);
{ proses Cetak isi array dan seleksi kondisi }
bar:=7;
FOR i:= 1 TO n DO
BEGIN
{ penyeleksian kondisi }
GOTOXY(5,bar); WRITELN(i:2);
GOTOXY(9,bar); WRITELN(NPM[i]);
GOTOXY(20,bar); WRITELN(NAMA[i]);
GOTOXY(37,bar); WRITELN(KELAS[i]);
GOTOXY(47,bar); WRITELN(i,'. . .');
bar:=bar+1;
END;
GOTOXY(5,bar+1);WRITELN(garis);
READLN;
END.

Manusia dan Keadilan

Mengapa manusia membutuhkan keadilan??karena Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
 
Keadilan menurut saya bukan hanya membagi sama rata tentang apa yang perlu dibagi, keadilan bukan hanya sekedar memberikan dalam porsi lebih untuk orang yang sangat membutuhkan, jauh dari itu semua, keadilan adalah memberikan hak yang seimbang kepada yang membutuhkan dengan lebih dulu mengerjakan kewajiban yang kita punya, agar terjadi harmonisasi yang padu antara keduanya,sehingga berjalan seimbang.
 
Jadi secara garis besar Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
 
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki ciri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum.

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan adalah segala sesuatu yang menyakitkan secara rohani maupun jasmani, tingkatnya pun berbeda – beda, dimulai dari intensitas ringan sampai berat. Manusia mengalami penderitaan adalah dimaksudkan agar mereka (manusia) kuat dan kembali ke pangkuan – NYA, karena manusia kebanyakan akan berdoa selagi mereka susah dan menerima penderitaan, termasuk saya dan mungkin juga kalian, Astagfirullah.

Sempat terbesit dalam fikiran saya, saat manusia mengalami penderitaan, misal terbakar oleh api, pastinya sangat pedih dan sakit karena notabene kulit kita terbuat dari tulang yang dibungkus daging dan secara kharfiah keagamaan manusia diciptakan dari tanah. Dan kemudian apakah kalian pernah berfikir lagi, jika para syaiton yang notabene terbuat dari api dan hanya ditempatkan di neraka yang penuh api, bukankah tidak akan menimbulkan penderitaan bagi para syaiton??seiring berjalannya waktu saya berhasil menemukan jawaban itu, jika ALLAH berkehendak maka kondisi itu akan sangat pedih dan menyakitkan serta meniimbulkan penderitaan untuk musuh ALLAH yang satu itu (syaiton)
 
Kita sudah membahas dari segi agama, seperti pada kalimat diatas. Dan sekarang kita akan membahasnya dari segi yang berbeda. Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
 
Kesimpulannya, penderitaan tercipta agar kita lebih giat dan berusaha lagi untuk tidak berada kembali pada posisi itu (menderita). Dan yang harus kita lakukan saat penderitaan itu datang adalah, dengan berdoa,usaha,ikhtiar dan tawakal.

Manusia dan Keindahan

Pengertian Keindahan 

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Banyak sekali pengertian mengenai keindahan. Ada lagi pengertian keindahan Menurut The Liang Gie dalam bukunya “G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris. Keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.


Kita sebagai manusia, pasti sangat menyadari apa itu arti dari keindahan. kita sebagai manusia diberikan rasa dan juga perasaan untuk bisa merasakan apa-apa yang ada disekitar kita. 
Kata pujanggan muda, bahwa setiap insan itu memiliki keindahan - keindahan yang tersimpan di dalam diri mereka masing-masing. banyak para pujanggan-pujanggan cinta yang berkata bahwa wanita itu merupakan mahluk yang paling indah di dunia. hehehe


Penjelasan diatas hanyalah arti dari keindahan dalam arti sempit. Di dalam Arti yang Luas, keindahan mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.

Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.

Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut ymuknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepalanya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan karena itu dalam kehidupan sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. atau bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang tidak bisa tercapai sehingga menjadi frustasi.

Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
a. Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakan nya. pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda-benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
sebagai contohnya jika seorang wanita yang pernah trauma dengan Kucing karena pernah Dicakarnya, maka dia akan cenderung takut jika melihat Kucing. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maka berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya. Misalnya seperti yang ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego. 
c. Kecemasaan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta dan rasa kurang percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara. ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan sehingga kawan - kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril.

Manusia dan Harapan

Sebenarnya apa Harapan kalian semua?
Punya banyak uang? Mempunya Istri yang cantik? Pekerjaan yang bagus? masuk surga?
saya yakin semua orang mempunyai harapan dan juga cita-cita bukan?
tapi saya yakin, harapan kalian semua pastinya ingin Hidup Mapan, Memiliki Istri yang Cantik, Punya Anak, Masa Tua terjamin, dan Meninggal dengan keadaan Khusnul Khotimah.

Harapan bisa juga diartikan sebagai suatu rencana atau angan-angan yang ingin sekali kita capai di kemudian hari. Harapan itu erat kaitannya dengan manusia. karena sudah kodratnya manusia memiliki harapan untuk masa depannya. contohnya saja :
Jupri mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Jupri memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak. Harapan hanya berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Menurut kodratnya nianusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal ya,g mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhal hidup.

Dorongan kodrat   
Kodrat ialah sifat, keadaan, auu penlbawaan alamiah yang sudah te jelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan. berkala, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap nianusia mempunyai kenianpuan untuk itu scmua. Dorongan kodrat menyebabkan mmusia menlpunyai keinginan atau harapan, niisalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa tehahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia meniiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya rnanusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.

Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan, pada perkuliahan jurusan sosiologi juga ada salah stu mata kuliah ini , namun jika untuk mengingat terlalu sulit bisa di ambil intinya saja agar tidak terlalu membebani pikiran otak. Mata kuliah ini membicarakan tentang nilai-nilai, kebudayaan, dan berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum pengertian kebudayaan itu sendiri adalah jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan :
Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional


2. Sejarah Ilmu Budaya Dasar

Istilah Ilmu Budaya Dasardikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilahbasic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris the Humanities, yang berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus.

Dengan mempelajari the humanities diaharapkan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus).

Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan Fungsi Kebudayaan
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.

Kebudayaan berfungsi sebagai:
Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
Pembimbing kehidupan manusia
Pembeda antar manusia dan binatang

Hakekat Kebudayaan :
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban

Sifat kebudayaan:
Etnosentis
Universal
Alkuturasi
Adaptif
Dinamis (flexibel)
Integratif (Integrasi)

Aspek-aspek kebudayaan:
Kesenian
Bahasa
Adat Istiadat
Budaya daerah
Budaya Nasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudayaan faktor-faktor pendorong proses kebudayaan daerah :
kontak dengan negara lain
sistem pendidikan formal yang maju
sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
penduduk yang heterogen
ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan :

1.faktor dari dalam masyarakat :
betambah dan berkurangnya penduduk
penemuan-penemuan baru
petentangan-pertentangan didalam masyarakat
terjadinya pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri

2. faktor dari luar masyarakat :
berasal dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia
peperangan dengan negara lain
pengaruh kebudayaan masyarakat lain

3. Latar belakang ilmu budaya dasar

Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:

Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.

Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

Pembelajaran tentang Ilmu Budaya Dasar itu sangat perlu, supaya kelak bisa menjadi pribadi yang mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan serta adanya interelasi antara intelektual masing – masing pribadi lebih bersikap positif bagi pembangunan bangsa. Pembelajaran ini sangat bagus untuk diberikan di perguruan tinggi supaya mahasiswa dapat memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya kebih lanjut agar mahasiswa tersebut diharapkan dapat mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
Latar belakang diberikannya mata kuliah Ilmu Budaya Dasar ini, selain melihat konteks budaya Indonesia, sesuai juga dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana.

Latar belakang IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :

Kenyataan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa multikulturalisme yang tercermin tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.

Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan continue menimbulkan dampak positif dan negative berupa terjadinya perubahan dan pergeseran system nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya.Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflig dalam kehidupan.

Kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menmbulkan konflik, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.Hal ini merupakan sikap embivalen teknologi, yang disamping memberikan segi positif juga memberikan segi negative.

Secara khusus Mkata Kuliah Dasar Umum bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana berkualifikasi sebagai berikut :
Berjiwa pancasila
Taqwa kepada tuhan yang maha esa
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral baik dalam kehidupan social, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun hankam
Memiliki wawasan luas tentang kehidupan bermasyarakat

Jadi, pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya.sedangkan pendidikan keahlian bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang disiplin ilmunya.


4. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya
Tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan
Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku
Sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya lebih mampu berdialog dan lancar dalam berkomunikasi dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun serta mampu memenuhi tuntutan perguruan tinggi khususnya Dharma pendidikan

Unsur-unsur kebudayaann :

1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi


5. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar memiliki ruang lingkup antara lain :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.

Seperti yang sudah dijelaskan pada pernyataan diatas, manusia ternyata bukan sebagai subjek melainkan sebagai objek pengkajian.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
Manuasia dan Kebudayaan
Manusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Keindahan
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan Keadilan
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian
Manusia dan Kegelisahan
Manusia dan Harapan

Manusia

MANUSIA

Manusia merupakan mahluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mencari keuntungan , mahluk yang mempunyai kekuasasan, kebudayaan , dll. Manusia juga merupakan mahluk yang mencari kehidupan dengan sendiri, dan mahluk yang mempunyai akal dan pikiran dalam mengambil suatu keputusan. Mereka juga dapat bekerja sendiri untuk memenuhi kehidupannya. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Manusia terdiri dari empat unsure, yaitu:
1. Jasad , yaitu badan kasar manusia yang nampat, dapat di raba dan di foto, menempati ruang dan waktu.
2. Hayat, mengandung unsure hidup yang ditandai dengan gerak.
3. Roh, bimbingan dan pimpinan Tuhan, suatu kemampuan mencipta yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs, kesadaran dengan diri sendiri.
Manusia mempunyai tiga unsure sebagai satu kepribadian:
a. Id, merupakan unsure kepribadian yang paling tidak nampak. Proses pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer.
b. Ego, merupakan bagian kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, karena peranannya menghubungkan energi Id ke dalam saluran social dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dan superego dimana perkembangan secara eksternal.

Hakekat Manusia
a. Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
Tubuh merupakan sesuatu yang dapat diraba, dirasakan tetapi sifatnya tidak kekal abadi. Sedangkan roh adalah yang tinggal di dalam tubuh sebagai penggerak dan sumber kehidupan, roh juga bersifat kekal abadi. Jika manusia itu meninggal, mungkin tubuh kita akan hancur dan lenyap tetapi jiwa kita akan selalu ada dan kekal abadi selamanya dan jiwa itu akan kembali kepada Tuhan.
b. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika di bandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lain
Kesempurnaan manusia terletak pada akal dan pikiran, karena manusia mempunyai hal tersebut, mereka dapat bekerja dan mengembangkan teknologi yang ada sehingga mereka tidak ketinggalan jaman.
Mereka juga mempunyai perasaan terhadap berbagai hal. Baik itu perasaan social,iba atau kasih sayang terhadap mahluk hidup lainnya.
c. Mahluk hayati yang budayawi
Sebagai mahluk hayati, manusia dipelajari dari segi anatomi,genetika,patologi,biokimia dll. Sedangkan sebagai budayawi, manusia mempelajari dari segi ekonomi,social,budaya,bahasa dll.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai martabat
Dimana manusia dapat saling bersosialisai dengan lingkungan luarnya. Sehingga ia bisa dapat mengetahui bagaimana karakter orang masing-masing. Mereka juga dapat bertanggung jawab atas tugasnya tersendiri.

Budaya

BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Unsur-unsur kebudayaan yaitu:
 Unsure yang dimaksud adalah kebudayaan yang termasuk totalitas daripada sekedar penjumlahan unsure yang terdapat di dalamnya. C. Kluckhohn mengemukakan tujuh unsure kebudayaan universal, yaitu:
1. System religi
Manusia takut akan Tuhan, sehingga mereka menyembah Tuhan YME dan sekarang yang disebut dengan agama.
2. System organisasi kemasyarakatan
Manusia dapat bekerja sama dengan manusia lainnya untuk mensejahterakan kehidupannya.
3. System pengetahuan
Manusia dapat mengembangkan teknologi sesuai perkembangan jaman dan dilakukan dari satu generasi ke generasi lainnya.
4. System mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
Manusia meningkatkan kehidupan secara umum sehingga mereka dapat mencukupkan kehidupannya masing-masing dan yang terus meningkat.
5. System teknologi dan peralatan
Dengan alat-alat yang manusia ciptakan sendiri, mereka dapat mencukupkan kehidupannya. Sehingga dapat meneruskan kehidupan mereka.
6. Bahasa
Dengan bahasa yang manusia miliki, maka mereka dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Dan mereka juga dapat berkomunikasi dengan tulisan yang ada.
7. Kesenian
Manusia dapat memenuhi kebutuhannya dengan kesenian-kesenian yang ada. Seperti suara yang merdu, atau pemandangan yang indah.

Definisi Kebudayaan Menurut para Ahli
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
• Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

A. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Penambahan atau pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi :
Kematian (Mortalitas)
Kelahiran (Fertilitas)
Migrasi
Didalam pengukuran demografi ketiga faktor diukur dengan tingkat atu rate.
Tingkat atau rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan.
1. Kematian
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
* Umur
* Jenis kelamin
* Pekerjaan

2. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
* Sulit memperoleh angka statistiklahir hidup, karena banyaknya bayi yang meninggal beberapa saat setelah dilahirkan
* Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali)
* Makin tua umur wanita tidaklah berarti bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun
* Fertilitas hanya melibatkan satu orang saja, tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melaukan.

Ada dua istilah asing yang diterjemahkan sebagai kesuburan :
a. Facundity (Kesuburan)
b. Fertility (Fertilitas)

MIGRASI
Aspek dinamis kehidupan berkelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Migrasi dan mobilitas mempunyai arti yang sama yang mencakup perpindahan teritorial.

AKIBAT MIGRASI
a. Urbanisasi (Migrasi dari desa ke kota)
b. Migrasi Interegional
c. Migrasi antar negara

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah, cepat atau lambat dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk yang terbagi dalam tiga jenis :
a. Piramida Penduduk Muda
b. Piramida Stationer
c. Piramida Penduduk Tua

RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY OF RATIO)
Angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.                                                

B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
a. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan pendapat para ahli prehistoris, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam 2 bagian :
* Zaman batu tua (Paleolithikum)
* Zaman batu muda (Neolithikum)

b. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
1. Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke 3 dan ke 4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya pulau Jawa. Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwes dan mantap tetapi Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, walaupun demikian kedua agama ini berkembang berdampingan secara damai.

2. Kebudayaan Islam
Pada abad ke 15 dan ke 16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk Indonesia.

3. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak laindari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan tetapi kita harus belajar bagaimana menyesuaikan kebudayaan baru dengan kebudayaan yang lama. Bagi Indonesia sekarang, sanggupkah menemukan jalan yang tepat guna menumbuhkan kebudayaan yang sehat ?

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Opini umum menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari sisi sikap kepribadian bangsa yang bersangkutan itu sendiri. Jawabnya, jika kita melihat sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal serasi dan selaras dengan kodrat alam dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

  Kehidupan Sosial adalah kehidupan yang dimiliki oleh setiap umat manusia yang ada di dunia. Tidak ada yang tidak memiliki kehidupan sosial. Terdapat 2 jenis kepentingan yang ada, yaitu kepentingan individu, dan kepentingan bersama. Pertentangan sosial dapat diartikan suatu konflik yang terjadi diatara masyarakat sehingga menimbulkan perpecahan. sebagai contoh beberapa konflik seperti kasus poso, sambas, dan masih banyak lagi. penyebabnya bisa dari berbagai sumber masalah, seperti mulai dari ras, agama, sampai yang berbau politik.

berdasarkan sumber yang berasal dari wikipedia
“Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :

* Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
* Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :

* Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)

* Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.

Integrasi sosial akan terbendutk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial

Bentuk Integrasi Sosial

* Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.

* Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Faktor-Faktor Pendorong
- Homogenitas kelompok

- Besar kecilnya kelompok, pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi sosial.

- Mobilitas geografis

- Efektifitas dan efesiensi komunikasi, komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat    integrasi sosial.

- perpindahan fisik”

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

    Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (sosial stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber(1).

Terjadinya Stratifikasi Sosial

a. Terjadi Dengan Sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakatnya. Pada pelapisan yang semacam ini maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau pelapisan adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, kepandaian yang lebih, orang yang berbakat seni dan sebagainya.

b. Terjadi Dengan Disengaja

Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sehingga dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang berada pada tempatnya. Misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain(2).

Kemudian adapun perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat

1. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

2. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

3. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya(1).

Teori pelapisan sosial

1. Sistem stratifikasi sosial sering berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.

2. Sistem stratifikasi sosial dianaisis dalam ruang lingkup unsur-unsur;

a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan, wewenang, dan sebagainya

b. Sistem petanggaan yang diciptakan warga-earga masyarakat (prestise dan penghargaan)

c. Kriterian sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan

d. Lambing-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, kenaggotaan suatu organisasi dan selanjutnya

e. Mudah sukarnya bertukar kedudukan

f. Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat

· Pola-pola interaksi-interaksi(struktur clique, keanggotaan organisasi perkawinan dan sebagainya)

· Kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayyaan, sikap dan nilai-nilai

· Kesadaran akan kedudukan masing-masing

· Aktivitas sebagai organ aktif(3)

Adanya pelaspisan social memacu untuk munculnya kesamaan derajat. Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita-citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal.

Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu(4).

Alinea Pertama Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945, menyebutkan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”. Secara khusus tidak ada penjelasan, apa sebetulnya makna kemerdekaan yang dimaksud, dan bagaimanapula kaitannya dengan keadilan sosial yang menjadi tujuan kita bernegara. Namun, tidak salah jika kita menafsirkan kemerdekaan dalam arti yang luas, bahwa bukan saja kemerdekaan dari belenggu penjajahan fisik tetapi justru kemerdekaan dari segala bentuk penindasan politik, hukum, ekonomi, dan budaya.

Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, menyatakan pula bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Prinsip negara hukum menuntut antara lain adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law). Atas dasar itu, maka prinsipnya ditentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, sesuai bunyi Pasal 28D Ayat 1 UUD 1945 Amandemen kedua. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan, setiap warga negara sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kekecualian.

Melihat isi konstitusi di atas, maka antara bantuan hukum dan negara mempunyai hubungan yang erat, apabila bantuan hukum dipahami sebagai hak maka dipihak lain negara mempunyai kewajiban untuk pemenuhan hak tersebut. Seperti yang disebutkan Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, bahwa “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Artinya, negara jelas mengakui hak ekonomi, hukum, sosial, budaya, sipil dan politik dari fakir miskin. Dalam kaitannya dengan bantuan hukum cuma-cuma untuk rakyat miskin/fakir, maka tugas konstitusional negara ialah dengan membiayai gerakan bantuan hukum (alokasi anggaran) sebagai wujud dari tanggung jawab negara untuk melindungi nasib fakir miskin guna mengakses keadilan.

Budaya demokrasi Pancasila, merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan yang bersama-sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi Pancasila mengakui adanya sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Rumusan sila kelima Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan dasar politik negara yang di dalamnya terkandung unsur keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, dalam perilaku budaya demokrasi yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dapat adalah hal-hal sebagai berikut :1. Menjunjung tinggi persamaan, Budaya demokrasi Pancasila, mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu berbuat dan bertindak untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri mau menerima keberagaman di dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan, terkandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbedaan pendapat, kritik dan saran dari orang lain. 2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, Setiap manusia diberikan fitrah hak asasi dari Tuhan YME berupa hak hidup, hak kebebasan dan hak untuk memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus dihormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sebagai batasan norma yang berlaku dan dipatuhi. Untuk itu, dalam upaya mewujudkan tatanan kehidupan sehari-hari yang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain, perlu diwujudkan perilaku yang mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dengan sebaik-baiknya. 3. Membudayakan sikap bijak dan adil, Salah satu perbuatan mulia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil. Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar dilakukan penuh dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami apa yang dilakukan orang lain dan proporsional (tidak berat sebelah). Perlu bagi kita di dalam masyarakat untuk senantiasa mengembangkan budaya bijak dan adil dalam kerangka untuk mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain, tidak diskrimanatif, terbuka dan menjaga persatuan dan keutuhan lingkungan masyarakat sekitar.

Equality before the law berasal dari pengakuan terhadap individual freedom bertalian dengan hal tersebut Thomas Jefferson menyatakan bahwa “that all men are created equal” terutama dalam kaitannya dengan hak-hak dasar manusia. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Artinya, semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Dengan demikian konsep Equality before the Law telah diintodusir dalam konstitusi, suatu pengakuan tertinggi dalam sistem peraturan perundang-undangan di tanah air.

Ironisnya dalam prakteknya hukum di Indonesia masih diskriminatif, equality before the law tidak diterapkan secara equal bahkan seringkali diabaikan, kepentingan kelompok tertentu lebih mengedepan dibandingkan kepentingan publik.

Pengingkaran terhadap konsep ini kian marak terjadi, sebagai ilustrasi, sebutlah misalnya kasus KPU (Suara Karya 2005) , dimana hanya Nazaruddin dan Mulyana W Kusumah yang dituntut di pengadilan. Sementara mereka yang turut memutus pembagian kerja pengadaan barang-barang keperluan pemilu dalam rapat paripurna KPU tidak diperlakukan sama di hadapan hukum. Kalau begitu, bagaimana asas persamaan di hadapan hukum? Padahal arti persamaan di hadapan hukum (equality before the law) adalah untuk perkara (tindak pidana) yang sama. Dalam kenyataan, tidak ada perlakuan yang sama (equal treatment), dan itu menyebabkan hak-hak individu dalam memperoleh keadilan (access to justice) terabaikan. Perlakuan berbeda dalam perkara KPU, karena ada yang tidak dituntut, menyebabkan pengabaian terhadap kebebasan individu. Ini berarti, kepastian hukum terabaikan. Dalam konsep equality before the law, hakim harus bertindak seimbang dalam memimpin sidang di pengadilan – biasa disebut sebagai prinsip audi et alteram partem(5).

Kemudian dalam UUD 45 terdapat 4 pokok pasal yang menyangkut tentang hak asasi manusia.

Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Pada pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa:” Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan Wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

2. Pada pasal 28 bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mngeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.”

3. Pada pasal 29 ayat 2 bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

4. Pada pasal 31: (1) “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran” dan (2)”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.”(6)

Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive(4).

Fungsi elite dalam memegang strategi

Pembedaan elite dalam memegang strategi secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan).

b. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).

c. Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat.

d. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.

Elite dari segala elite dapatlah menjalankan fungsinya fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya. Kecuali itu dimanapun juga para elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan, meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap bahaya dari luar.

Manusia di samping sebagai mahluk pribadi juga sebagai mahluk sosial yang pada suatu waktu juga berhubungan dengan manusia lain, terkadang juga tergabung dalam suatu kelompok baik kelompok kumpulan orang-orang yang cukup besar maupun dalam suatu massa.

Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.

a. Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskop dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).

b. Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:

1. Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.

2. Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.

3. Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.

Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

c. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience(7).

Dari uraian dia atas menurut saya bahwa pelapisan social itu merupakan sesuatu yang sudah menetap dalam masyarakat. Tak dipungkiri bahwa masyarakat akan bergaul dengan kelompok pelapisan sosial tertentu. Hal ini sangat tidak baik dalam proses social karena akan memecah persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat. Kemudian munculah peraturan-paraturan yang menuju pada persamaan hak untuk semua lapisan-lapisan social tersebut. Dalam perkembangannya pelapisan social ini pun mencipptakan kelompok-kelopok elite tertentu.. Kelompok ini dianggap sebagai kasta tertinggi dalam masyarakat. Kelompok ini lebih banyak menjadi penggerak di antara pelapisan kelompok social yang lain. Sehingga kehadirannya mampu mempercepat jalannya suatu proses. Tapi sisi negatifnya adalah kelompok ini pun dapat menyebabkan masalah yang lebih dari pelapisan social yang lain. Misalnya kasus korupsi yang dilakukan oleh kelompok elite yang memiliki kekuasaan. Selain kelompok elite, salah satu penggerak dalam suatu masyarakat adalah massa. Misalnya massa mahasiswa dalam menumbangkan pemerintahan orde baru.

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

1. Masyarakat Perkotaan, aspek-aspek positif dan negatif


 Pengertian Masyarakat

Kelompok manusia yg telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu



B. Masyarakat Perkotaan

sering disebut jg urban community, cirinya :

-keagamaan berkurang -kemungkinan bekerja lebih banyak -jalan kehidupan yg cepat

-mengurus dirinya sendiri -perubahan sosial tampak nyata -jalan pikiran rasional



C. Perbedaan Desa dan Kota

-jumlah dan kepadatan penduduk -stratifikasi sosial -pola interaksi sosial

-lingkungan hidup -corak kehidupan sosial -solidaritas sosial

-mata pencaharian -mobilitas sosial





2. Hubungan Desa dengan Kota



a. masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yg berbeda

b. bersifat ketergantungan

c. kota tergantung desa dlm memenuhi kebutuhan bahan pangan

d. desa jg merupakan tenaga kasar pd jenis pekerjaan tertentu

e. sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan desa

f. peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan krj berakibat kepadatan

g. mereka kelompok para penganggur di desa





3. Aspek Positif dan Negatif



Lingkungan kota mengandung 5 unsur yaitu :

1)wisma 2)karya 3)marga 4)suka 5)penyempurnaan



Kelima unsur ini kemudian dirinci dlm perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yg spesifik untuk kota tersebut dimasa yg akan datang



Rumusan pengembangan kota :

-menekan angka kelahiran

-mengalihkan pusat pembangunann pabrik ke pinggir kota

-membendung urbanisasi

-mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah

-meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa yg ada di sekitar kota

-transmigrasi bagi warga miskin dan tidak mempunyai pekerjaan





4. Masyarakat Pedesaan



A. Pengertian Desa/Pedesaan

Suatu kesatuan hukum dmn bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri



B. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan

Masyarakat desa dinilai oleh org kota sbg masyarakat damai, harmonis, adem ayem dan tenang.

Dan memiliki sifat

-petani tidak kolot,, tidak bodoh, tidak malas

-sifat hidup penduduk desa rata-rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha



C. Sistem Nilai Budaya Petani di Indonesia

- petani menganggap hidupnya itu sbg suatu hal yg buruk

- mereka beranggapan bahwa org bekerja itu untuk hidup

- mereka berorientasi pd masa kini kurang memperhatikan ms depan

- mereka menganggap alam itu tdk menakutkan jk terjadi bencana

- dan untuk menghadapi alam mereka cukup bekerja sama



D. Unsur-unsur Desa

- daerah

- penduduk

- corak kehidupan

- unsur gotong royong



E. Fungsi Desa

- fungsi desa dlm hubungannya dengan kota

- sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja

- dan segi kegiatan, kerja desa dpt merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan.





5. Urbanisasi dan Urbanisme



Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota

Secara umum sebab-sebab urbanisasi adalah sebagai berikut :

1. daerah yg termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota

2. tempat tesebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan / perniagaan

3. timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksi barang maupun jasa





6. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan



Perbedaannya jika di lihat dari segi kuantitatif sulit di bedakan karena adanya hubungan antar konsentrasi penduduk dgn gejala sosial.

Lebih baik menentukan perbedaan dilihat dari segi kualitas / kriteria kualitatif dmn struktur, fungsi, adat istiadat serta sosial kehidupannya dipengaruhi oleh proses penyesuaian ekologi masyarakat.



1. Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam

2. Pekerjaan atau mata pencaharian

3. Ukuran komunitas

4. Kepadatan penduduk

5. Homogenitas dan heterogenitas

6. Diferensiasi sosial

7. Pelapisan sosial

8. Mobilitas sosial

9. Interaksi sosial

10. Pengawasan sosial

11. Pola kepemimpinan

12. Standar kehidupan

13. Kesetiakawanan sosial

14. Nilai dan sistem nilai

Pemuda dan sosialisasi

PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.

Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.

Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.

Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.


Sukarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri.

Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.

Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.

Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.

Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
Dengan penuh harapan moga pemuda-pemudi dan generasi penerus harapan bangsa dapat menjelma menjadi sukarno-sukarno masa depan dengan samangat juang yang tinggi. Sebagai motor perjuangan bangsa.


PENGERTIAN SOSIALISASI

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

PROSES SOSIALISASI

Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.

• Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
 Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan:
Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).

• Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

• Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Tujuan Pokok Sosialisasi

• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.

PROBLEMATIK GENERASI MUDA

Sebagaimana dikemukakan di atas, generasi muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagai permasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut :

1. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban bagi keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan lainnya.

2. Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.

3. Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.

4. Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant behavior).

5. Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.

6. Perkimpoian dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di pedesaan.

7. Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut akan berkembang seiring dengan perkembangan jaman apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh semua pihak termasuk organisasi masyarakat, diantaranya KARANG TARUNA . Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman yang merupakan Karang Taruna berprestasi dalam bidang Perbengkelan.


PERMASALAHAN PADA GENERASI MUDA

Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.

PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT

a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Diolah dari sumber referensi :
http://www.kaskus.us/blog.php?b=22426


Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia

Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.

a . Akibat Positif Globalisasi
Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
b . Akibat Negatif Globalisasi
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.