Image and video hosting by TinyPic

Manusia dan Keadilan

Mengapa manusia membutuhkan keadilan??karena Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
 
Keadilan menurut saya bukan hanya membagi sama rata tentang apa yang perlu dibagi, keadilan bukan hanya sekedar memberikan dalam porsi lebih untuk orang yang sangat membutuhkan, jauh dari itu semua, keadilan adalah memberikan hak yang seimbang kepada yang membutuhkan dengan lebih dulu mengerjakan kewajiban yang kita punya, agar terjadi harmonisasi yang padu antara keduanya,sehingga berjalan seimbang.
 
Jadi secara garis besar Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
 
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki ciri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum.

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan adalah segala sesuatu yang menyakitkan secara rohani maupun jasmani, tingkatnya pun berbeda – beda, dimulai dari intensitas ringan sampai berat. Manusia mengalami penderitaan adalah dimaksudkan agar mereka (manusia) kuat dan kembali ke pangkuan – NYA, karena manusia kebanyakan akan berdoa selagi mereka susah dan menerima penderitaan, termasuk saya dan mungkin juga kalian, Astagfirullah.

Sempat terbesit dalam fikiran saya, saat manusia mengalami penderitaan, misal terbakar oleh api, pastinya sangat pedih dan sakit karena notabene kulit kita terbuat dari tulang yang dibungkus daging dan secara kharfiah keagamaan manusia diciptakan dari tanah. Dan kemudian apakah kalian pernah berfikir lagi, jika para syaiton yang notabene terbuat dari api dan hanya ditempatkan di neraka yang penuh api, bukankah tidak akan menimbulkan penderitaan bagi para syaiton??seiring berjalannya waktu saya berhasil menemukan jawaban itu, jika ALLAH berkehendak maka kondisi itu akan sangat pedih dan menyakitkan serta meniimbulkan penderitaan untuk musuh ALLAH yang satu itu (syaiton)
 
Kita sudah membahas dari segi agama, seperti pada kalimat diatas. Dan sekarang kita akan membahasnya dari segi yang berbeda. Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
 
Kesimpulannya, penderitaan tercipta agar kita lebih giat dan berusaha lagi untuk tidak berada kembali pada posisi itu (menderita). Dan yang harus kita lakukan saat penderitaan itu datang adalah, dengan berdoa,usaha,ikhtiar dan tawakal.

Manusia dan Keindahan

Pengertian Keindahan 

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Banyak sekali pengertian mengenai keindahan. Ada lagi pengertian keindahan Menurut The Liang Gie dalam bukunya “G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris. Keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.


Kita sebagai manusia, pasti sangat menyadari apa itu arti dari keindahan. kita sebagai manusia diberikan rasa dan juga perasaan untuk bisa merasakan apa-apa yang ada disekitar kita. 
Kata pujanggan muda, bahwa setiap insan itu memiliki keindahan - keindahan yang tersimpan di dalam diri mereka masing-masing. banyak para pujanggan-pujanggan cinta yang berkata bahwa wanita itu merupakan mahluk yang paling indah di dunia. hehehe


Penjelasan diatas hanyalah arti dari keindahan dalam arti sempit. Di dalam Arti yang Luas, keindahan mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.

Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.

Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut ymuknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepalanya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan karena itu dalam kehidupan sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. atau bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang tidak bisa tercapai sehingga menjadi frustasi.

Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
a. Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakan nya. pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda-benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
sebagai contohnya jika seorang wanita yang pernah trauma dengan Kucing karena pernah Dicakarnya, maka dia akan cenderung takut jika melihat Kucing. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maka berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya. Misalnya seperti yang ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego. 
c. Kecemasaan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta dan rasa kurang percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara. ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan sehingga kawan - kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril.

Manusia dan Harapan

Sebenarnya apa Harapan kalian semua?
Punya banyak uang? Mempunya Istri yang cantik? Pekerjaan yang bagus? masuk surga?
saya yakin semua orang mempunyai harapan dan juga cita-cita bukan?
tapi saya yakin, harapan kalian semua pastinya ingin Hidup Mapan, Memiliki Istri yang Cantik, Punya Anak, Masa Tua terjamin, dan Meninggal dengan keadaan Khusnul Khotimah.

Harapan bisa juga diartikan sebagai suatu rencana atau angan-angan yang ingin sekali kita capai di kemudian hari. Harapan itu erat kaitannya dengan manusia. karena sudah kodratnya manusia memiliki harapan untuk masa depannya. contohnya saja :
Jupri mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Jupri memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak. Harapan hanya berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Menurut kodratnya nianusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal ya,g mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhal hidup.

Dorongan kodrat   
Kodrat ialah sifat, keadaan, auu penlbawaan alamiah yang sudah te jelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan. berkala, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap nianusia mempunyai kenianpuan untuk itu scmua. Dorongan kodrat menyebabkan mmusia menlpunyai keinginan atau harapan, niisalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa tehahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia meniiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya rnanusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.